Tampilkan postingan dengan label Pendidikan dan Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan dan Budaya. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Desember 2014

Raih Gelar Sekolah Bersih dan Sehat

Takalar, Metropol - SD Negeri 77 Kanaeng, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, baru-baru ini mendapat penghargaan sebagai sekolah yang bersih dan sehat se-Kecamatan Galesong.
Penghargaan yang diraih oleh SD Negeri 77, menuai respon positif dari warga sekitar sekolah dan orang tua murid, begitupun para tenaga pengajar.

Harapan Hj. Barlian, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri 77 Galesong Selatan, dengan penghargaan ini, dapat memicu dan meningkatkan motivasi mengajar para guru. Serta dapat meningkatkan minat belajar murid-murid.

Respon positif dari orang tua murid, lingkungan sekolah yang bersih dan sehat membuat murid-murid betah belajar di kelas masing-masing, dan jarang ditemui sekolah yang memiliki lingkungan bersih dan sehat seperti ini di Kecamatan Galesong.

Sebelumnya, pada tahun 2013, SD Negeri 77 Galesong Selatan, hanya meraih peringkat tiga, dan tahun 2014 telah berhasil meraih peringkat pertama. Ini, pertanda bahwa para para guru selaku tenaga pengajar di sekolah melakukan upaya dan motivasi agar lingkungan sekolah tetap bersih dan sehat.
Keberhasilan yang telah diraihnya, tentu tidak terlepas dari peranan kepala sekolah Hj. Barlian, S.Pd, yang memiliki kiat-kiat meningkatkan prestasi dan mutu belajar murid, serta menjalin hubungan harmonis dengan para orang tua murid.

Sayangnya, untuk mewujudkan cita-cita kepala sekolah meraih prestasi dan mutu belajar murid, membutuhkan tambahan tenaga pengajar tetap yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan sarana belajar mengajar.

Menurut Hj. Barlian, S.Pd, "kami baru memiliki 9 orang tenaga pengajar PNS, dan 6 orang tenaga honorer, termasuk didalamnya bujang sekolah," tutur kepala sekolah dengan penuh harap.

Hj. Barlian, S.Pd. di kalangan pengajar memang dikenal ulet dan teguh pendirian, yang sudah 30 tahun menjabat sebagai pegawai negeri sipil. Terangkat sebagai PNS sejak Tahun 1984, menjabat kepala sekolah sejak tahun 2008 – sampai sekarang. (Jalal Maulana)

Perbaikan Ruang Kelas Mendesak

Kepala SD Negeri 51 Toli-toli,
Hj. Marwah, S.Pd
Pangkep Metropol - Bila berkunjung ke Sekolah Dasar Negeri 51 Toli-toli, Tekolabbua Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep – Sulawesi Selatan, setiap orang  akan berdecak  kagum menyaksikan keindahan dan kenyamanan halaman lembaga pendidikan dasar tersebut.

Namun, ketika mendekat ke ruang kelas. Waduh, ternyata hampir semua ruang kelas yang berjumlah empat ruangan ternyata “rapuh”. Pasalnya, bagian atas ruang kelas tersebut terbuat dari papan, sementara dibagian bawahnya sudah “ditembok”.

Menurut Kepala SD Negeri 51 Toli-toli, Hj. Marwah, S.Pd, sejak tahun 1986 hingga saat ini, ruang kelas tersebut belum pernah direhab. Padahal hampir setiap tahun melalui musrembang senantiasa diusulkan agar ruang kelas yang berjumlah empat ruangan hingga saat ini belum terealisir. “Mengingat  perbaikan ruang kelas tersebut amat mendesak, maka kami sangat berharap kira pihak pemerintah Kabupaten Pangkep melalui Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda dapat merealisasikannya”, imbuh Hj. Marwah.

Menyinggung tentang peran serta warga, Hj. Marwah menyebutkan, mengingat warga (orang tua murid) rata-rata orang tak empunya, maka terasa sulit untuk mengajak mereka untuk berpartisipasi. Rata-rata orang tua muirid bermata pencaharian sebagai buruh tani, penangkap ikan di pinggir sungai, tandasnya.

Apatah lagi di Kampung Toli-toli Kelurahan Lokkasaile,  jumlah penduduknya terbilang “kurang”, sehingga di SD Negeri 51 Toli-toli untuk tahun ajaran 2013 – 2014 hanya 133 siswa. Padahal pada tahun ajaran 2012 – 2013 mencapai 152 orang. Hampir semua siswa ini tergolong “miskin” sehingga mereka rata-rata memperoleh Bea Siswa Miskin.

Segenap elemen masyarakat (dewan guru, komite sekolah dan orangtua siswa) memohon kiranya Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid dapat memberikan bantuan perbaikan kelas,  rumah dinas guru, sarana air bersih berupa bak penampungan air yang dapat menampung air hujan serta sekali-kali diberikan air PDAM. Kalau bisa bukan hanya untuk kebutuhan di sekolah melainkan juga untuk kepentingan masyarakat Tekolabbua umumnya.

Kepala SD Negeri 51 Toli-toli, Hj. Marwah mengemukakan, perbaikan ruang kelas,  Rumah Dinas Kepala Sekolah dan Rumah Dinas Guru sudah sangat mendesak. Begitu pula penambahan mobile berupa bangku, kiranya dapat menjadi perhatian pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda Kabupaten Pangkep. “Kami butuh tambahan bangku sebanyak 40 unit, mengingat anak-anak terpaksa belajar di perpustakaan, karena kekurangan bangku,” kata Hj. Marwah memelas. (Zainuddin)

Iuran Tidak Lunas Murid Terancam Putus Sekolah

Jember, Metropol - Adanya pungutan liar di sekolah SDN Bangsalsari 04 Desa Bangsalsari, Kec. Bangsalsari, Kab. Jember  sangat marak dalam pungutan tersebut. Semua ibu wali murid resah dengan adanya pungutan  yang  tidak sesuai itu, semua pungutan itu dilampiri kuwitansi yang jumlahnya sangat besar. Sehingga semua ibu wali murid tidak mampu membayar iuran tersebut. Sasalahnya kehidupannya sangat minim sekali dan dari kelas 1 sampai kelas 6 di pungut biaya 30 ribu rupiah, di kalikan 90 rb x 215 wali murid, jadi pungutan tersebut total semua untuk dana sebesar 19.350. Untuk murid yang belum melunasi iuran diancam tidak akan dinaikkan kelas atau tidak menerima rapot dari Guru.

Dengan permasalahan ini akan di adukan kepihak yang bersangkutan sesuai prosedur. Saat di konfermasi beberapa wali murid tidak setuju dengan adanya pungutan yang tidak jelas dan untuk kelas 6 ada iuran tambahan lagi 200 ribu rupiah, sekitar empat puluh satu murid itu sudah berapa mas. ’’Saya aja hidup kembang kempis dan saya sendiri tidak sanggup untuk meneruskan anak saya sekolah kalau iuran begini terus,” kata salah satu ibu wali murid yang tidak mau di sebutkan namanya. 

“Saya sangat jengkel mas. Semua ibu wali murid hanya bisa berdiam diri dan mengeluh, kepada siapa saya mengadu mas. ’’Kami mohon kepada wartawan, setelah mengkonfermasi para ibu wali murid Metropol bergegas Dor Tudor mencari kebenarannya dan apa yang dicari membuahkan hasil yang akurat. Yang ditemukan berupa kuwitansi yang berisikan tulisan nominal sejumlah uang dan apa yang di adukan ke wartawan memang benar adanya.

Dengan permasalahan penarikan uang ini memang sangat keterlaluan. Kepala Sekolah Sulasmi, Spd.M.Pd akan di adukan ke Diknas Jember dan BKD Pemkab Jember, agar apa yang dilakukan mendapatkan sangsi dari Diknas dan banyak sekali kegiatan yang di tarik iuran oleh Kepala Sekolah. Yaitu pagar halaman dan paving itu semua minta dari seluruh murid Bangsalsari 04 dan apa yang diceritakan ibu wali murid mengenai ancaman tersebut akan di laporkan ke Polres Jember, guna dimintai pertaggung jawaban,

"Karena membikin resah semua ibu wali murid. Juga mengakibatkan banyak yang terancam putus sekolah. Akan jadi apa Negara kalau Kepala Sekolah kayak gini mas," kata salah satu ibu wali murid sambil menggendong anaknya yang masih kecil. (Tim Metropol)

Jumat, 21 November 2014

Tingkatkan Disiplin Guru Demi Prestasi Murid

Kepala SD Negeri No 75 Bentang H. Muh. Sahrir, SPd
Takalar, Metropol - SD Negeri No 75 Bentang, adalah sekolah dasar yang terletak jauh dari ibukota Kabupaten Takalar, dimana penduduk yang berdomisili di wilayah ini masih terpengaruh oleh peradaban tradisional.

Pengembangan wilayah ini baru berlangsung lebih kurang tujuh tahun, sehingga sangat disadari kalau mutu pendidikan di wilayah Bentang Kecamatan Galesong selatan ini, masih jauh dari kualitas pendidikan yang diharapkan.

Di samping, masih dibutuhkan peningkatan sarana dan prasana belajar, juga sangat dibutuhkan tenaga-tenaga pengajar yang berkualitas, dalam memajukan mutu dan prestasi para murid.

H. Muhammad Sahrir, S.Pd, Kepala sekolah di SD Negeri No 75 Bentang. Mengakui, kalau di sekolah yang sedang ia bina masih kekurangan tenaga pengajar, utamanya tenaga pengajar yang berstatus pegawai negeri, "Kami disini masih kekurangan tenaga pengajar tetap yang berstatus PNS, sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar kami perbantukan guru honorer," jawabnya ke wartawan Metropol.
Selaku kepala sekolah, yang mendapat tuntutan untuk meningkatkan mutu dan prestasi murid, dengan sarana belajar dan tenaga guru yang pas-pasan. Satu-satunya Jalan yang ditempuh dengan menanamkan kedisiplinan guru.

Setiap bulan melakukan pertemuan dengan para guru yang bertugas di SD Bentang, guna mendiskusikan perkembangan murid-murid. Menanamkan disiplin guru untuk hadir tepat waktu di sekolah.
H. Muhammad Sahrir, S.Pd, mengutarakan dengan penerapan konsep pertemuan dan kedisiplinan ini, peningkatan kegiatan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar, serta minat belajar murid-murid semakin bergairah.

Dan tahun ini, telah melakukan perbaikan taman sekolah, serta memperoleh bantuan dari Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Takalar, anggaran perbaikan / rehabilitasi dua ruangan kelas belajar.

Harapan H. Muhammad Sahrir, semoga keberadaan taman sekolah dan perbaikan ruangan kelas, kedisiplinan guru-guru untuk hadir tepat waktu semakin ditingkatkan, dengan tujuan peningkatan kualitas belajar dan prestasi murid dapat lebih ditingkatkan. (Jalal Maulana)

Minggu, 09 November 2014

Tergetkan Tiga Bulan Selesai Rehab dan Pembangunan SDN Kabupaten Blitar

Pembangunan dan rehabilitas sekolah akan selesai selama 90 hari 
Blitar, Metropol - Anggaran yang turun ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Blitar dan telah menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2014 kelihatannya tidak bisa bersantai-santai karena sekolah yang menerima DAK tersebut harus menyelesaikan PR nya dalam kurun waktu 90 hari (3 bulan) sejak anggaran tersebut diturunkan. Jika dalam kurun waktu yang di anjurkan tidak sesuai dengan target maka pihak sekolah yang menerima DAK tersebut akan menerima sanksi karena tidak sesuai dengan prosedur yang tertera pada juknis  DAK 2014.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Totok Subihandono melalui Kepala Bidang TK dan SD Muhajirin menjelaskan, bahwa tahun ini ada puluhan SDN yang menerima DAK untuk membangun fisik sekolah. 

“Pembangunan fisik sekolah ada empat macam, yaitu rehab kelas sedang, rehab kelas berat, ruang belajar lain seperti perpustakaan dan ruang kelas baru,” jelasnya.

Dari data yang masuk DAK, bahwa kelas yang akan direhab sebanyak 29 ruangan, kelas yang direhab berat sebanyak 17 ruangan, pembangunan perpusatakaan sebanyak 22 ruangan dan pembangunan kelas baru sebanyak 11 ruangan. Menurut Totok Subihandono sekolah yang menerima DAK itu tidak boleh malas-malasan. Pasalnya mereka akan diburu waktu yang sangat singkat. 

Mereka di deadline untuk menyelesaikan pembangunan dan rehabilitasi sekolah selama 90 hari (3 bulan), “pihak sekolah harus menyelesaikan target tersebut selama 90 hari,” katanya. Deadline pembangunan dan rehab SDN tersebut sekitar pertengahan Desember, karena anggaran tersebut telah turun ke sekolah sekitar beberapa minggu yang lalu. Selain pembangunan dan rehab masing-masing sekolah harus selasai sesuai target, pihak sekolah yang menerima DAK harus melaksanakan pembangunan sesuai dengan RAB atau rencana pembangunan, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggara 2014. 

“Dalam Juknis tersebut pembangunan dan rehab sekolah tidak boleh dikerjakan sebelum RAB atau rencana pembangunan telah selesai dibuat,” terangnya.

Pembangunan dan rehab sekolah harus dilihat oleh saksi atau pengawasan dari pihak-pihak diluar sekolah. Contohnya komite sekolah, tokoh-tokoh masyarakat yang berada dekat dengan sekolah, dan wali murid. Totok Subihandono juga menambahkan jika beberapa juknis tersebut dilanggar oleh pihak sekolah dan tidak sesuai dengan rab, maka pembangunan dan rehab SDN di Kabupaten Blitar yang menerima DAK tahun ini dipastikan akan menerima saksi yang berat. 

“Rehab dan pembangunan sekolah yang dananya berasal dari DAK, harus lebih hati-hati dan harus sesuai prosedur yang berlaku,” tegasnya. (IP)

Pembukaan Lomba Keagamaan KKG PAI Kecamatan Balusu Dihadiri Bupati Barru

Barru, Metropol - Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Balusu, menggelar acara Pembukaan Lomba Keagamaan antar Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kecamatan Balusu, Rabu 22 Oktober 2014, yang dirangkaikan dengan Karnaval atau Pawai Islami.

Lomba Keagamaan yang bertemakan “menciptakan siswa siswi yang dinamis berakhlak mulia menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan menjaga moral bangsa” ini dilaksanakan untuk memperingati Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1436 Hijriah yang diselenggarakan di gedung Sekolah Dasar Inpres Lapao Kecamatan Balusu selama empat hari mulai hari Rabu 22 Oktober 2014 sampai 25 Oktober 2014. 

Peserta yang akan mengikuti lomba tersebut adalah siswa siswi dari 22 Sekolah Dasar dan 2 dari Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Balusu dengan kategori perlombaan, yaitu lomba MTQ, Lomba Azan, Pildacil, lomba Qasidah dan akan ditutup dengan Karnaval atau Pawai Islami.

Acara pembukaan lomba ini dibuka oleh Kadis Pendidikan Kabupaten Barru DR. Ir. Andi Abustam, M.Si dan  dihadiri oleh Bupati Barru, Ir. H. Andi Idris Syukur MS, Anggota DPRD Barru Andi Darwana, Kasi Pendais Diknas Barru, Kepala UPTD Kecamatan Balusu, Kepala KUA Kecamatan Balusu, Kapolsek Balusu, Pengawas wilayah I dan II Kecamatan Balusu, Pengawas Pendais Kementerian Agama Kabupaten Barru, Para Kepala Sekolah dan Guru PAI se-Kecamatan Balusu serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat Kecamatan Balusu.

Ketua panitia lomba, Abdul Rauf menuturkan, bahwa kegiatan lomba ini adalah kegiatan untuk memperingati Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1436 Hijriah yang bertepatan dengan Hari Sabtu 25 Oktober 2014 Masehi dan bertujuan untuk lebih memasyarakatkan budaya Islami, utamanya bagi siswa dan siswi sekolah dasar.

“Acara ini terselenggara berkat inisiatif rekan-rekan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) serta dukungan dari para Kepala Sekolah se-Kecamatan Balusu, serta partisipasi para donatur pemerhati pendidikan khususnya pendidikan agama Islam,” katanya.

Dalam sambutannya, Kepala UPTD Diknas Kecamatan Balusu H. M. Khudri Buhaseng M.Si sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini, kegiatan ini perlu dilakukan dalam upaya membangun karakter yang lebih bagus bagi anak-anak usia sekolah dasar.

“Kegiatan ini adalah awal untuk membangun karakter anak-anak kita, membangun akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam. Disamping itu, kegiatan ini merupakan salah satu indikator penilaian dalam manajemen berbasis sekolah dan akreditasi sekolah dimana sekolah-sekolah diharuskan melakukan kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan, dan kegiatan seperti inilah yang akan menjadi indikator penilaian MBS dan akreditasi sekolah, Insya Allah kami sebagai perpanjangan tangan Dinas Pendidikan Kabupaten Barru akan terus mendorong kegiatan seperti ini,” ungkapnya.

Kadis Pendidikan Kabupaten Barru, Andi Abustam dalam sambutannya juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta apresiasi kepada segenap panitia pelaksana atas terselenggaranya kegiatan ini. Karena kegiatan seperti ini sepatutnya menjadi budaya bagi umat islam, khususnya yang ada di Kabupaten Barru yang terkenal dengan kota santri.

“Kegiatan ini adalah sebuah momentum untuk mengingatkan kita, bahwa kita umat islam juga memiliki Tahun Baru yang bisa kita peringati dengan berbagai kegiatan Islami dan yang lebih penting adalah, minimal kita sebagai umat islam mengintrospeksi diri, apakah 1436 hijriah ini sebagai awal kebangkitan Islam, Kegiatan ini adalah awal untuk introspeksi diri sebagai umat Islam,” ujarnya.

Bupati Barru Andi Idris Syukur MS yang hadir pada acara pembukaan kegiatan lomba tersebut mengatakan, sangat mengapresiasi dan bangga kepada para guru Agama KKG PAI Kecamatan Balusu yang telah menggagas dan melaksanakan kegiatan tersebut.

“Alhamdulillah Kabupaten Barru saat ini sudah sangat baik khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah. Kabupaten Barru mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sehingga mendapat Dana insentif daerah sebanyak Rp. 20 Milyar pada tahun 2012 yang digunakan untuk pembangunan bidang pendidikan pada perguruan tinggi dan membangun Gedung Islamic Center, dan untuk tahun ini kita mendapatkan Dana Insentif lagi dari Kementrian Keuangan sebanyak Rp. 21 Milyar yang akan kita gunakan untuk perbaikan pendidikan, yaitu pembangunan  Gedung  Pertemuan KKG di masing-masing Kecamatan yang nilainya Rp. 1,5 Milyar untuk 1 gedung KKG,” kata Bupati.

Anggota panitia pelaksana lomba keagamaan Nur Isma, S.Pd.I mengatakan, kegiatan ini terlaksana dengan lancar dan sukses berkat kerja keras seluruh panitia yang tergabung dalam KKG PAI serta dukungan dari para Kepala Sekolah se-Kecamatan Balusu. (Mahmud Rahim)

Selasa, 21 Oktober 2014

Murid Madrasah Diniyah Maulana Yusuf Belajar Menggunakan Meja Lipat

Lebak, Metropol - Sungguh miris disaat pendidikan agama yang semestinya diterapkan pada generasi muda sejak dini. Akan tetapi kegiatan belajar menjadi tidak nyaman, sebab madrasah yang berlokasi di Desa Cikadu Kecamatan Cibeber ini tidak memiliki meja maupun kursi untuk belajar. Terpaksa para siswa membawa perlengkapan sendiri dari rumah masing-masing, berupa meja lipat, yang lebih memprihatinkan lagi para siswa yang seluruhnya berjumlah 90 orang tersebut belajar  sambil duduk di lantai.

Rahili S.Pd. Kepala Madrasah Diniyah saat  ditemui Metropol menjelaskan, “beginilah keadaan sekolah kami, dari 3 ruang kelas, hanya 1 ruang yang kami gunakan, 2 ruang lainnya belum selesai, yang kami bangun sebelumnya, kami dapatkan dari PNPM. Jadi untuk kegiatan belajar siswa 1 kelas kami pinjam ruangan SDN dan 1 kelas lainnya kami menempati ruangan Majlis Ta’lim. Jadi sarana maupun prasarana yang kami miliki amat minim. Sedangkan untuk PAUD dengan terpaksa kegiatan belajarnya kami menempati Mushola. Kami mohon pemerintah mendengar keluhan dan kebutuhan kami,” kata Rahili.

Salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebut namanya mengatakan, “Indonesia  sudah lama merdeka mas. Sementara anak-anak dituntut untuk mau belajar supaya pintar. Jadi program Pemkab, yaitu Lebak Sehat, Lebak Sejahtera dan Lebak Pintar. Belum seluruhnya menyentuh. Beberapa wilayah terbukti, masa sih anak-anak belajar kok dilantai, kayak jaman Kolonial saja. Oh iya, satu lagi yang ingin saya katakan. Di kampung sebesar ini dengan jumlah penduduk cukup banyak, Desa ini belum memiliki Masjid Jami, yang ada saat ini hanya Mushola, tidak bisa kami gunakan untuk Sholat Jumat, terlalu kecil,” kata tokoh warga tersebut.

Hendaknya pemerintah daerah tanggap pada persoalan di ujung wilayah Kabupaten Lebak yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi ini. Apalagi hal ini menyangkut masa depan pendidikan generasi penerus.Dan ini harus menjadi catatan juga PR bagi Pemerintah daerah Kabupaten Lebak. Apalagi untuk hal yang paling Urgent yakni sarana untuk beribadah berupa mesjid Jami belum dibangun alias belum ada di desa ini.Atau mungkin ada yang memiliki harta yang lebih, mau menyisihkan rizkinya untuk membantu membangun Mesjid Jami, siapa tahu? (Dicky Abiasa)

Kepala Sekolah Peduli Lingkungan

Kepala SD Negeri 50 Bonto Panno
Andi Nuraeni Umar, S.Pd
Pangkep, Metropol - Andi Nuraeni Umar, S.Pd. Kepala SD Negeri 50 Bonto Panno Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep merupakan salah seorang sosok pemimpin perempuan yang amat peduli terhadap upaya pelestarian lingkungan sekolah. Dia terbilang kepala sekolah yang penuh percaya diri dalam menakhodai lembaga pendidikan dasar di Pangkajene Kabupaten Pangkep.

Sejak  13 Juni 1912 silam, Nuraeni Umar, S.Pd mengabdi sebagai kepala sekolah di SD  Negeri 50 Bonto Panno Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep telah bertekad memberikan yang terbaik dalam upaya mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan hijau dan bertekad menjadikan sekolah yang dinakhodainya menjadi lembaga pendidikan terpandang di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.

Awal keberadaan kami di SD Negeri 50 Bonto Panno, kondisi sekolah sungguh sangat memprihatinkan. Setelah kami bermusyawarah dengan segenap dewan guru, orang tua siswa serta komite sekolah. Lambat lingkungan sekolah mulai tertata dengan baik.

Sekolah yang dulunya “Kumuh”, kini “berubah” dan terpandang di daerah tiga dimensi Kabupaten Pangkep, beber Kepala SD Negeri 50 Bonto Panno, Andi Nuraeni. “Kami bertekad menjadikan lembaga pendidikan dasar SD Negeri 50 Bonto Panno Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep, menjadi sekolah terpandang dan terbaik di wilayah Kecamatan Pangkajene ini,” kata Andi Nuraeni yang didampingi sejumlah guru kelas.

Lembaga pendidikan dasar SD Negeri 50 Bonto Panno bertekad menjadi sekolah terpercaya di masyarakat dalam mencerdaskan anak bangsa guna menyukseskan program wajib belajar 9 tahun, dengan misi menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang imtaq dan Iptek serta menelorkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, aktif, kreatif, inovatif sesuai perkembangan zaman. (Zainuddin)

Perbaikan Rumah Dinas Mendesak

Kepala SD Negeri 35 Tekolabbua
H. Nurdin Cali, S.Pd
Pangkep, Metropol - Bila berkunjung ke Sekolah Dasar Negeri 35 Tekolabbua Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep – Sulawesi Selatan, setiap orang  akan berdecak dan berkata “sungguh memprihatinkan” kondisi sekolah yang terletak di daerah pesisir tersebut. Selain, kondisi Rumah Dinas Kepala Sekolah  dan rumah dinas guru mengalami rusak berat, juga guru-guru terkadang hanya membersihkan badannya dengan menggunakan air asin. Oleh sebab itu, perbaikan Rumah Dinas Kepala Sekolah sangat mendesak untuk direalisasikan. Begitu pula dengan pengadaan air bersih seperti saat ini. Musim kemarau berkepanjangan.

Tidaklah mengherankan bila di musim kemarau berkepanjang seperti sekarang ini,  badan mereka berkilau, peluh guru-guru terasa asin dan mengeluarkan aroma kurang sedap. Itulah sebabnya melalui Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda Kabupaten Pangkep segenap elemen masyarakat (dewan guru, komite sekolah dan orangtua siswa) memohon kiranya Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid dapat memberikan bantuan perbaikan rumah dinas kepala sekolah dan rumah dinas guru, sarana air bersih berupa bak penampungan air yang dapat menampung air hujan serta sekali-kali diberikan air PDAM. Kalau bisa bukan hanya untuk kebutuhan di sekolah melainkan juga untuk kepentingan masyarakat Tekolabbua umumnya.

Kepala SD Negeri 35 Tekolabbua, H. Nurdin Cali, S.Pd mengemukakan, perbaikan rumah dinas kepala sekolah dan rumah dinas guru sudah sangat mendesak. Begitu pula dengan kebutuhan air bersih di Tekolabbua Kecamatan Pangkajene sudah amat mendesak pemenuhannya. Selain karena sudah memasuki musim kemarau,  kebutuhan air minum nyaris tak terpenuhi. Bayangkan saja, setiap penduduk harus membeli air bersih seribu rupiah per  jerigen sementara penghasilan masyarakat terbilang minim. Itupun kalau kebetulan ada penjual air yang berkunjug ke tekolabbua. “Kalau tidak ada, yah …… kasihan deh,” H. Nurdin.

Sekolah Dasar Negeri 35 Tekolabbua yang memiliki lahan 204 m2 dengan 6 rombel, membina 95 orang anak didik yang  dibina 9 orang guru. Dalam tahun ajaran 2014 – 2015 bertekad melahirkan cikal bakal generasi pelanjut cita-cita pembangunan bangsa yang memiliki sikap mental menggembirakan serta berkemampuan handal. Itulah sebabnya di SD Negeri 35 Tekolabbua diterapkan pembinaan mental spiritual secara teratur oleh guru agama.

Kualitas pendidikan yang ditunjukkan sekolah tak hanya tampak dari serangkaian prestasi murid. Ada beberapa faktor lain yang juga turut berdampak. Faktor-faktor tersebut antara lain ketersediaan sarana dan prasarana, infrastruktur memadai, kompetensi dan integritas tenaga pendidik, serta terpenting pula generasi kepemimpinan sekolah. Yang disebut terakhir menurut H. Nurdin, yang sehari – hari dikenal sebagai Sekretaris PGRI Kecamatan Pangkajene, juga tak mengenyampingkan pengaruh politis. Namun, tetap tunduk pada koridor aturan yang bersifat mengikat.

Menyinggung tentang pergantian kepemimpinan sekolah yang akhir-akhir ramai diperbincangkan, menurut H. Nurdin, pergantian pemimpin sekolah harus didasari semangat demokratis. Dengan  dasar itu, akan ada imbas positif terhadap pembelajaran tata pikir peserta didik. Sebaliknya, jika generasi school leadership itu tidak dilaksanakan atas dasar demokrasi, maka jangan harap sekolah akan menebarkan layar terkembang untuk selanjutnya mampu merancang “rumah masa depan” murid.  Sebab, menjadi kepala sekolah tentu tak terlepas dari kinerja pengelolaan tugas kependidikan, kepercayaan warga sekolah, integritas keteladanan dan apresiasi masyarakat yang berdasar. (Bis)

Selasa, 07 Oktober 2014

Ciptakan Pelajar Mahasiswa Bebas Dari Narkoba

Batu, Metropol - Untuk menciptakan sekolah dan Universitas yang bebas dari penyalahgunaan Narkotika, BNN Kota Batu untuk kesekian kalinya mengadakan sosialisasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), kali ini bertempat di MAN 2 kota Batu pertengahan september lalu.

Sudah diketahui Peredaran Gelap Narkotika di Indonesia dianggap sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan saat ini Posisi Indonesia tidak hanya sebagai Negara Transit Narkotika tetapi sudah berkembang menjadi Produsen dan Pemasaran Narkotika. Terkait Peningkatan Status mengkhawatirkan itu tak lepas dari besarnya ketersediaan Barang Haram itu dan Permintaannya di masyarakat atau istilahnya Supply and Demand.

Upaya dalam menyelesaikan masalah Narkotika di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh para penegak Hukum, namun sampai saat ini Pengguna Narkoba belum berkurang bahkan cenderung bertambah. Salah satu hal yang menyebabkan permasalahan tersebut belum dapat diselesaikan adalah Pandangan masyarakat terhadap pengguna Narkoba yang dianggap sebagai Pelaku Kejahatan atau Sampah Masyarakat.

Disisi lain Penyalahguna Narkotika memiliki sifat kekhususan dengan tingkat Relaps atau Tingkat Kekambuhan yang tinggi. Mereka tidak dapat pulih dengan sendirinya tanpa ada uluran tangan dari Keluarga, maupun perhatian kita semua. Agar kita dapat menyamakan Persepsi terhadap bagaimana seharusnya memandang dan menangani Pengguna, Penyalahguna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika. Mereka Itu Sudah Kehilangan Masa Lalu Dan Masa Kininya, Jangan Sampai Mereka Kehilangan Masa Depannya.

Yang terpenting ada komunikasi aktif antara siswa, Guru, Dosen dan wali murid sehingga persamaan persepsi bahwa Narkotika patut diperangi secara serius dan bersama-sama akan menghasilkan lingkungan sekolah dan universitas yang  bersih dari bahaya narkoba.

Salah satu alasan BNN gencar melakukan sosialsasi di sekolah karena  diketahui  para Pengedar Narkoba banyak mengincar keberadaan para remaja karena tingkat pemikiran yang masih labil. Oleh karenaitu komunikasi  dan pemahaman harus terus menerus dan berkelanjutan di berikan  kepada mereka. 

Pemuda adalah tulang punggung bangsa dan penerus kemajuan bangsa. Mereka harus betul betul dijaga dari pengaruh buruk dan bahaya narkoba yang bisa menghancurkan kehidupan bangsa. Papar pemateri dari BNN kota Batu. (Yud/Rin)

PT Antam Tbk Pasca Tambang Cikotok Serahkan Bea Siswa

Lebak, Metropol - Bertempat di gedung SMA I Cibeber, 40 Siswa dari tiga sekolah SMK I, SMK Muhammadiyah dan SMA I Cibeber mendapat bea siswa dari PT Antam Tbk Unit Pasca Tambang Cikotok.

Penyerahan bea siswa tersebut disaksikan Muspika Kecamatan Cibeber. Hadir pada saat itu  AKP Muhamad Chotim, SH (Kapolsek) Cibeber, serta beberapa kepala sekolah penerima bea siswa dan langsung diberikan kepada para siswa serta disaksikan langsung oleh orang tua siswa.

Dalam sambutannya Manager Pasca Tambang Cikotok, Ridho Anggoro Kusumohadi, ST menyatakan, “program bea siswa pendidikan ini sudah berjalan sejak tahun 2009 dan masih berjalan hingga saat ini. Adapun nilainya sangat bervariasi tergantung dari Pusat Akan tetapi kami berharap sekecil apapun bantuan ini mudah-mudahan bisa bermanfaat dan membantu siswa karena PT Antam Tbk amat peduli terhadap pendidikan.terutama bagi pelajar yang ada di Cikotok ini Dan kami berharap program ini tepat sasaran,” kata Ridho.

Sementara itu Mamat Permana, S.Sos. (Camat Cibeber) dalam sambutannya mengatakan. ”Kami sampai kan tertima kasih yang amat sangat atas kepedulian dan perhatian PT. Antam Tbk Unit Pasca Tambang Cikotok kepada masyarakat Cibeber, baik untuk pembangunan infrastruktur, kesehatan juga kepada pendidikan. Akan tetapi kami berharap bahwa bea siswa ini  tidak hanya diberikan kepada siswa SLA saja. Siswa-siswi SD dan SMP juga harus mendapatkannya,” ujar Mamat Permana.

Bea Siswa program CSRnya PT Antam Tbk Unit Pasca Tambang Cikotok ini diberikan secara simbolis kepada kepala sekolah masing-masing Untuk SMK I Cibeber  diterima oleh Harun Rasyid, S.Pd (Kepala Sekolah) SMK Muhamadiyah diterima Endra Wiyatna, S.Pd (Wakasek) dan SMA I Cibeber diterima Adjang Suhardja S.Pd (Kepala sekolah), masing-masing siswa mendapat 900 ribu rupiah per tahun. 
(Dicky Abiasa)

Kamis, 18 September 2014

Pawai Pekan Budaya Dimeriahkan Tarian Khas Batak

Berau, Metropol - Menyambut dan mensukseskan hari jadi Kabupaten Berau, yang jatuh pada tanggal 14 September 2014, pada 10 September 2014 dilakukan pawai budaya, dan hampir seluruh paguyuban yang ada di Kabupaten Berau, ikut ambil bagian untuk memeriahkan hari jadi Kabupaten Berau, yang ke 61 tahun.

Dari beberapa paguyuban yang turut andil memeriahkan hari jadi kota ini, paguyuban Persaudaraan Batak Saroha Nauli (PBSN) Kabupaten Berau, yang menjadi daya pikat bagi para tamu undangan yang hadir di panggung kehormatan saat itu, dengan ciri khas tarian yang di iringi musik khas daerah batak membuat suasana menjadi ramai, dimana Bupati Berau, Wakil Bupati, dan sejumlah kalangan pejabat ikut melakukan tarian daerah batak, nampak Kajari Berau yang Juga warga batak ikut memeriahkan Tarian Nauli. (Yan)

Sekolah Dasar Negeri 16 Sekolah Berbudaya

Pangkep, Metropol - Sekolah Dasar Negeri 16 Bucinri yang terletak di dusun terpencil, tepatnya di Kampung Bucinri Kelurahan Mappasaile Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep – Sulsel dibawah kepemimpinan Hj. St. Halimah, S.Pd. telah mengalami perubahan “Drastis” dan  menjadi sebuah lembaga pendidikan dasar “Berbudaya”. 

Meski baru menjelang tiga tahun menakhodai lembaga pendidikan dasar SD Negeri 16 Bucinri, namun Hj. St. Halimah telah berhasil melakukan perubahan drastis menjadikan SD Negeri 16  Bucinri “Berbudaya” melalui pelestarian nilai-nilai budaya  bersih, budaya tertib, budaya sipakatau/kekeluargaan, budaya indah serta budaya sehat. 

Dalam mewujudkan nilai-nilai budaya tersebut, dilakukan melalui berbagai upaya dengan melibatkan semua warga sekolah dan masyarakat (komite sekolah). Seperti, untuk mencapai budaya bersih diluncurkan program satu siswa satu sampah dan kapling area perawatan serta kebersihan setiap kelas secara berkesinambungan. Pengecetan pagar dan gedung sekolah minimal sekali setahun yang dikerjakan oleh orang tua siswa.Sedanguntuk mewujudkan budaya tertib, setiap siswa dan guru wajib mentaati tata tertib dan aturan yang berlaku di sekolah. Sedang untuk budaya sipakatau/kekeluargaan, maka diluncurkan program pembiasaan mappatabe-tabe di depan guru dan wajib memberikan salam kepada guru ketika datang dan pulang, serta mewujudkan pelayanan prima melalui pendekatan kekeluargaan bagi setiap tamu yang datang di sekolah.

Menurut Hj. St. Halimah, di SD Negeri 16 Bucinri juga diterapkan budaya indah dengan cara mengupayakan pembuatan taman sekolah dan pemasangan papan berbicara disepanjang trotoar gedung sekolah. Sementara, untuk budaya sehat, pihak sekolah mengupayakan peran stakeholder seperti Dinas Kesehatan untuk pemberian program (NICE) NAIS serta imunisasi secara berkala, dibarengi  pemberian makanan tambahan bagi siswa. Dengan adanya nilai-nilai pembudayaan tersebut, diharapkan dapat memacu peningkatan prestasi belajar siswa yang muaranya pada peningkatan mutu pendidikan.Sejalan dengan misinya, SD Negeri 16 Bucinri mengelola dan melaksanakan pembelajaran PAIKEM (pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). 

Meningkatkan mutu pembelajaran melalui peningkatan mutu guru, menggunakan ITC secara bertahap dalam proses pembelajaran, menyeimbangkan kegiatan umum dengan kegiatan keagamaan, serta menggalang peran serta masyarakat dan orang tua siswa dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa.SD Negeri 16 Bucinri adalah sekolah “Berbudaya” dengan pendekatan pembelajaran PAIKEM berbasis ITC, transparansi dalam pengelolaan dana, membuat sekolah tersebut semakin dipercaya oleh masyarakat dan disegani oleh sekolah-sekolah lain.Tahun pelajaran 2014 – 2015, membina lebih dari 213 siswa (sebelumnya 188 siswa), memiliki 8 rombongan belajar (rombel) dengan tenaga pendidik professional sebanyak 14 guru PNS (termasuk kepala sekolah) dibantu 13 orang tenaga sukarela/honorer. Dari 13 tenaga honorer, 9 diantaranya telah lolos data base (K2). (H Pattola)

Senin, 08 September 2014

Rehab Gedung Sekolah Dimintai Sumbangan

Jember, Metropol - Adanya rehab bangunan sekolah di SD 01 Kaliwining, Kecamatan Rambipuji Jember, di duga hasil pungli. Karena menurut pengakuan narasumber salah satu murid mulai kelas 1 sampai kelas 6 dimintai iuran sebesar Rp 500,000.- 

Permasalahan ini sangat menarik kalangan sejumlah media masa ada salah satu orang murid mengatakan, “tidak mampu kalau sebesar itu. Masalahnya pekerjaan saya kuli mas,” ungkapnya kepada Metropol.

Padahal pembangunan gedung sekolah sudah ada anggaran sendiri, yaitu (DAG). Menurut pantauan wartawan kebanyakan Dana bantuan Negara sekarang ini masih bisa dipergunakan secara teratur dan banyak di pakai untuk keperluan sendiri. Misalnya, di SD 01 Kaliwining Jember Barat Tawang Alun, sudah menjadi momok pembicaraan semua orang tua wali murid, dan gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Pembagunan gedung sekolah sudah selesai, harus di terima dan bukan hanya saya saja mas yang mengeluh, tapi banyak. Saya hanya bayar iuran Rp 100.000.- Kalau lebih saya tidak ada duit,” ungkapnya.

“Saya sempat tanya juga mas, mangenai rehab gedung ke salah satu guru anak saya mengatakan, biar sekolah kita tambah bagus bu. Itu jawaban dari salah seorang guru 01 Kaliwining Jember sama saya mas. Apapun alasannya saya kecewa, karena dimintai sumbangan cetus salah satu warga yang kebetulan anaknya masih duduk di kelas lima SD 01 Kaliwining Rambipuji. Sebagian orang tua wali murid tidak menerimakan masalah pungutan ini dan akan di adukan ke Diknas Jember. Dan kebanyakan di daerah Jember untuk dana Bos atau DAG di sunat dahulu agar mendapatkan keuntungan yang melimpah untuk kepentingan pribadi,” pungkasnya. (Andik Sugiono)

Selasa, 05 Agustus 2014

Modus Dugaan Korupsi Kepala SMAN 1 Mawasangka

Buton, Metropol - Kasus dugaan tindak pidana korupsi di Indonesia saat ini tidak hanya terjadi pada kalangan pejabat tingkat atas, namun telah merambah hingga ke level kepala sekolah.

Kali Ini dugaan tindakan tidak terpuji itu dilakukan Kepala SMAN 1 Mawasangka, Kabupaten Buton, Provinsi Sultra, Drs Husni dengan modus memalsukan tandatangan bedaharanya, Mauliana pada laporan pertanggung jawaban (LPJ) pembangunan gedung Laboratorium IPA di sekolahnya.

Pembangunan gedung tersebut menggunakan dana APBN anggaran tahun 2012 sebesar Rp 830 juta. "Saya tidak pernah tandatangani LPJ itu. Waktu itu kepala sekolah suruh saya untuk tandatangan. Tapi saya tolak karena uang itu dipegang sendiri oleh kepala sekolah, dan yang belanja bahan-bahan juga dia," tegasnya saat dimintai keteranganya di kediamannya pekan lalu.

Menurut Mauliana, anggaran proyek itu sebesar Rp 830 juta untuk pembangunan tiga RKB termasuk Laboratorium IPA tersebut. "RKB yang dibangun saat itu ada tiga. satu gedung Laboratorium IPA dan dua ruang belajar, anggaranya Rp 830 juta. Semua uang itu dipegang sendiri oleh kepala sekolah," tuturnya.

Maulina kembali menegaskan, bahwa dirinya tidak pernah menandatangani LPJ tersebut. Semua tandatangan yang dibubuhkan dinamanya adalah dipalsukan.

Saat dikonfirmasi, Kepala SMAN 1 Mawasangka Drs Husni membantah, kalau dirinya memalsukan tandatangan tersebut. Dia mengaku bahwa tandatangan pada LPJ itu asli tandatangan bendahara proyek Mauliana sendiri. (Adnan/H. Anwar)

SD Negeri 38 Bonto Perak Cahaya Dari Timur

Pangkep, Metropol - Lembaga Pendidikan Dasar SD Negeri 38 Bonto Perak merupakan sekolah inti pembawa cahaya dari timur Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep. Terbukti, meski sebagai sekolah yang berada di pinggiran timur Kecamatan Pangkajene, SD Negeri 38 Bonto Perak tak ketinggalan menjadikan siswa-siswinya untuk meraih prestasi, baik prestasi di bidang akademik maupun non akademik.

Terbukti, SD Negeri 38 Bonto Perak, Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep dibawah kepemimpinan Basri, S.Pd., M.Pd telah mengantarkan siswa-siswinya meraih prestasi gemilang di bidang non akademik dengan meraih juara pencak silat tingkat nasional.

SD Negeri 38 Bonto Perak yang berlokasi di Kelurahan Bonto Perak Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep, membina kurang lebih 239 siswa-siswi. Dengan tenaga pendidik 13 guru PNS (semua sudah bersertifikasi) dan 10 guru honorer serta dibantu seorang bujang sekolah. Bertekad melahirkan generasi unggul, handal, berbudi luhur, berkarakter dan berkualitas, sesuai visi yang diemban yaitu unggul dalam prestasi berdasarkan Iptek dan Imtaq berbasis keterampilan dan budaya lingkungan. Tak ketinggalan sebagai sekolah ADIWIYATA tahun 2012 dan sekolah sehat pada tahun 2014 yang dibuktikan dengan raihan penghargaan dari Bupati Pangkep, H. Syamsuddin A. Hamid, SE.

Mengingat SD Negeri 38 Bonto Perak yang memiliki 11 rombel dan 10 ruang kelas merupakan sekolah inti yang sering ditempati pertemuan serangkaian dengan kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru). Tidaklah berlebihan bila Kepala UPTD Kecamatan Pangkajene, H. Sabri Hamid, S.Pd menjuluki lembaga pendidikan dasar ini sebagai cahaya dari timur di Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep. Dalam tahun pelajaran 2014 – 2015 menerima siswa baru secara “Online” sebanyak 40 orang.

Bahkan, dalam mendukung program pemerintah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. SD Negeri 38 Bonto Perak merupakan satu-satunya sekolah pelaksana kurikulum 2013 secara mandiri yang dicanangkan Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid, SE, yang mana Pangkep satu-satunya Kabupaten sebagai pelaksana kurikulum 2013 secara mandiri di Sulawesi Selatan.

Kepala SD Negeri 38 Bonto Perak, Basir, S.Pd, M.Pd mengimbau kiranya dalam upaya meraih ADIWIYATA Nasional, pihak pemerintah Kabupaten Pangkep dapat memberikan bantuan bak air, mengingat di Kelurahan Bonto Perak bila musim kemarau, pasti yang menjadi kendala adalah masalah air bersih. Sementara untuk menjaga agar tanaman hijauan (bunga-bunga) tetap tumbuh subur, membutuhkan air yang cukup memadai. Hal itu telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda Kabupaten Pangkep untuk mendapatkan perhatian.

Di bagian lain, Basri menyebutkan, saat ini yang amat mendesak adalah rehabilitasi rumah bujang sekolah. Mengingat sejak tahun 1975 hingga saat ini rumah bujang sekolah tidak pernah diperbaiki. (Bis)

Membentuk Karakter Anak Bangsa

Pangkep, Metropol - Lembaga Pendidikan Dasar SD Negeri 15 Bonto Jai Kabupaten Pangkep dibawah pimpinan Makka Tahir, S.Pd bertekad membentuk karakter dan tata krama anak bangsa yang semakin mantap dan meyakinkan melalui kegiatan amaliah Ramadhan.

Kegiatan Amaliah Ramadhan 1435 H yang berlangsung selama 5 mulai tanggal 7 – 12 Juli 2014, diikuti 65 murid-murid kelas 4 hingga kelas 6 serta 15 orang guru termasuk honorer. Bertujuan membentuk karakter dan tata karma anak bangsa sekaligus sebagai upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT baik anak didik maupun pendidik (guru) jajaran SD Negeri 15 Bonto Jai.

Kepala SD Negeri 15 Bonto Jai, Makka Tahir mengatakan, setelah selesai amaliah ramadhan, anak-anak didik akan tetap diberi pembinaan mental spiritual yang akan dilakukan oleh guru agama yang ada di sekolah ini. Dan, mereka mempraktekkannya melalui shalat berjamaah.

Selain itu, setelah murid-murid usai mengikuti kegiatan amaliah ramadhan dan sudah tahu apa visi misi sekolah, mulai dari cara bergaul, cara berpakaian (menggunakan pakaian seragam sekolah), selanjutnya mereka diharapkan mampu meraih predikat murid cerdas serta mencintai lingkungan sekolah yang bersih, indah, asri dan nyaman dipandang mata.

Di lembaga pendidikan dasar SD Negeri 15 Bonto Jai Kabupaten Pangkep diterapkan 5 sikap dalam menuntut ilmu pengetahuan yakni salam, sapa, senyum, sopan dan santun. Ini merupakan salah satu wujud pembinaan karakter, disamping diajarkan kepada murid-murid untuk shalat berjamaah bersama dengan para guru sebagai bagian membangun hubungan emosialonal dan cinta kasih antar sesama dan pencipta. Di SD Negeri 15 Bonto Jai, pun diterapkan pola pendidikan bernuansa Islami.

Kepala SDN 15 Bonto Jai, Makka Tahir, yang juga dikenal sebagai Ketua Forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (FKKKS) Kecamatan Pangkajene  mengemukakan, yang dimaksud dengan “Bernuansa Islami” adalah suatu upaya melestarikan nilai-nilai budaya  Islam. Dimana pada setiap hari Jum’at semua siswa berbusana muslim/muslimah serta dibarengi pengajian dan pembinaan mental spritual.

Bukan itu saja, di SD Negeri 15 Bonto Jai juga dilestarikan budaya bersih, budaya tertib, budaya sipakatau/kekeluargaan, budaya indah serta budaya sehat. Untuk mencapai nilai-nilai tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh semua warga sekolah, masyarakat (komite sekolah) bersama dewan guru.

Misalnya, untuk mencapai Sekolah bernuansa Islami, pada hari Jum’at. Setiap siswa sejak dini diupayakan untuk berbusana muslim dan muslimah serta belajar mengaji. Siswa laki-laki memakai celana panjang sedang perempuan berbusana muslimah dan berkerudung. Sedang untuk menumbuhkembangkan budaya bersih, diluncurkan program setiap siswa harus memungut satu sampah dengan mengkavling area perawatan serta kebersihan setiap kelas secara berkesinambungan.  (H Pattola)

Nirwana, SPd: Peduli Kebersihan dan Peningkatan Mutu

Pangkep, Metropol - Kalau ada guru yang terbilang amat peduli terhadap kebersihan lingkungan kelas, halaman sekolah dan sekitarnya. Dia adalah, Nirwana, S.Pd, guru kelas 2 SD Negeri 11 Pabbundukang Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep - Sulsel.

Selain amat peduli terhadap kebersihan lingkungan kelas, ia pun terbilang sangat memperhatikan upaya peningkatan mutu anak-anak didiknya, ungkap Kepala SD Negeri 11 Pabbundukang, Amiruddin, S.Pd.

Nirwana, terbilang guru yang cukup lama mengabdi di lembaga pendidikan dasar SD Negeri 11 Pabbundukang. Ia mengabdi sejak tahun 2003 silam dan termasuk salah seorang CPNS Honorer Kategori dua (K2) yang amat mendambakan menjadi PNS sebagai tempat mengabdi guna mencerdaskan anak bangsa.

Ketika ditemui wartawan, Nirwana yang terbilang guru kreatif dan memiliki kemauan keras mewujudkan lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, indah, asri, nyaman dan memiliki nilai estetika yang menarik mengatakan, meski tugas utama kami mengajar anak-anak (murid) di kelas. “Namun tak lupa pula kami senantiasa memotivasi dan mengajak anak didik untuk melakukan kegiatan kebersihan kelas serta halaman sekolah,” katanya.

Sebelum masuk kelas, semua anak didik dianjurkan untuk pungut-pungut sampah yang tampak bertebaran di halaman sekolah. Setelah itu, mereka membersihkan kelas masing-masing dan memungut sampah yang ada di dalam kelas.

Kondisi semacam ini memang sengaja ditanamkan sejak dini terhadap anak didik agar mereka terbiasa melakukan kegiatan kebersihan yang diawali dari kelas masing-masing. Dengan tumbuh dan berkembangnya kebiasaan melakukan kegiatan kebersihan tersebut, niscaya akan terbawa hingga di lingkungan tempat tinggal masing-masing, ungkap Nirwana.

Saya sangat simpati dan mengapresiasi pola kepemimpinan kepala SD Negeri 11 Pabbudukang, kata Nirwana. Dengan penerapan manajemen keterbukaan yang dilakukan Pak Kepala Sekolah mendorong kami untuk disiplin, baik masuk kantor, mengajar serta melakukan berbagai kegiatan sekolah yang pada akhirnya mampu menumbuhkembangkan semangat persatuan, kekompakan dan kebersamaan dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, tandasnya.

Ada satu hal yang patut dicontoh dari pola kepemimpinan Bapak Kepala Sekolah, yakni membina dan menciptakan suasana kekeluargaan dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dengan tetap memprioritaskan kedisiplinan, kata Nirwana. Mudah-mudahan kondisi semacam ini dapat menjadi spirit bagi kami semua, pungkasnya. (Zainuddin)

Butuh Perbaikan Rumah Dinas

Pangkep, Metropol - Bila berkunjung ke Sekolah Dasar Negeri 35 Tekolabbua Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep – Sulawesi Selatan, setiap orang  akan berdecak dan berkata “sungguh memprihatinkan” kondisi sekolah yang terletak di daerah pesisir tersebut. Selain, kondisi rumah dinas kepala sekolah  dan rumah dinas guru mengalami rusak berat, juga guru-guru terkadang hanya membersihkan badannya dengan menggunakan air asin.

Tidaklah mengherankan bila di musim kemarau berkepanjang seperti sekarang ini,  badan mereka berkilau, peluh guru-guru terasa asin dan mengeluarkan aroma kurang sedap. Itulah sebabnya melalui Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda Kabupaten Pangkep segenap elemen masyarakat (dewan guru, komite sekolah dan orangtua siswa) memohon kiranya Bupati Pangkep H Syamsuddin A Hamid dapat memberikan bantuan perbaikan rumah dinas kepala sekolah dan rumah dinas guru, sarana air bersih berupa bak penampungan air yang dapat menampung air hujan serta sekali-kali diberikan air PDAM. Kalau bisa bukan hanya untuk kebutuhan di sekolah melainkan juga untuk kepentingan masyarakat Tekolabbua umumnya.

Kepala SD Negeri 35 Tekolabbua, H Nurdin Cali S.Pd mengemukakan, perbaikan rumah Dinas Kepala Sekolah dan rumah dinas guru sudah sangat mendesak. Begitu pula dengan kebutuhan air bersih di Tekolabbua Kecamatan Pangkajene sudah amat mendesak pemenuhannya. Selain karena sudah memasuki musim kemarau,  kebutuhan air minum nyaris tak terpenuhi. Bayangkan saja, setiap penduduk harus membeli air bersih seribu rupiah per  jerigen sementara penghasilan masyarakat terbilang minim. Itupun kalau kebetulan ada penjual air yang berkunjung ke Tekolabbua. Kalau tidak ada, yah …… kasihan deh.

Sekolah Dasar Negeri 35 Tekolabbua yang memiliki lahan 204 m2 dengan 6 rombel, membina 95 orang anak didik yang  dibina 9 orang guru. Dalam tahun ajaran 2014 – 2015 bertekad melahirkan cikal bakal generasi pelanjut cita-cita pembangunan bangsa yang memiliki sikap mental menggembirakan serta berkemampuan handal. Itulah sebabnya di SD Negeri 35 Tekolabbua diterapkan pembinaan mental spiritual secara teratur oleh guru agama.

Kualitas pendidikan yang ditunjukkan sekolah tak hanya tampak dari serangkaian prestasi murid. Ada beberapa faktor lain yang juga turut berdampak. Faktor-faktor tersebut antara lain ketersediaan sarana dan prasarana, infrastruktur memadai, kompetensi dan integritas tenaga pendidik, serta terpenting pula generasi kepemimpinan sekolah. Yang disebut terakhir menurut H. Nurdin, yang sehari – hari dikenal sebagai Sekretaris PGRI Kecamatan Pangkajene, juga tak mengenyampingkan pengaruh politis. Namun, tetap tunduk pada koridor aturan yang bersifat mengikat.

Menyinggung tentang pergantian kepemimpinan sekolah yang akhir-akhir ramai diperbincangkan, menurut H Nurdin, pergantian pemimpin sekolah harus didasari semangat demokratis. Dengan  dasar itu, akan ada imbas positif terhadap pembelajaran tata pikir peserta didik.

Sebaliknya, jika generasi school leadership itu tidak dilaksanakan atas dasar demokrasi, maka jangan harap sekolah akan menebarkan layar terkembang untuk selanjutnya mampu merancang “rumah masa depan” murid.  Sebab, menjadi kepala sekolah tentu tak terlepas dari kinerja pengelolaan tugas kependidikan, kepercayaan warga sekolah, integritas keteladanan dan apresiasi masyarakat yang berdasar.  (Bis)

Iuran Tidak Lunas Murid Terancam Putus Sekolah

Jember, Metropol - Adanya pungutan liar di SDN Bangsalsari 04 Desa Bangsalsari Kec Bangsalsari Kab Jember sangat marak dalam pungutan tersebut. Semua ibu wali murid sangat resah dengan adanya pungutan yang tidak sesuai itu dan semua pungutan itu dilampiri kwitansi yang jumlahnya sangat besar, sehingga semua ibu wali murid tidak mampu untuk membayar iuran tersebut. Masalahnya kehidupannya sangat minim sekali dan dari kelas 1 sampai 6 di pungut biaya 30 ribu rupiah di kalikan jadi pungutan tersebut 90 ribu rupiah dikalikan 215 murid total semua untuk dana sebesar Rp 19.350.000, jadi untuk murid yang belum melunasi iuran tersebut di ancam tidak akan dinaikkan kelas atau tidak menerima raport dari Guru.

Dengan permasalahan ini akan di adukan kepihak yang bersangkutan sesuai prosedur. Saat di konfirmasi beberapa wali murid sangat tidak setuju dengan adanya pungutan yang tidak jelas dan untuk kelas 6 ada iuran tambahan lagi 200 ribu rupiah. Sekitar empat puluh satu murid itu sudah berapa mas. “Saya aja hidup kembang kempis dan saya sendiri tidak sanggup untuk meneruskan anak saya sekolah kalau iuran begini terus,” kata salah satu ibu wali murid yang tidak mau di sebutkan namanya. “Saya sangat jengkel mas,” cetus beberapa ibu wali murid sambil berkacak pinggang.

Sementara ini semua ibu wali murid hannya bisa berdiam diri dan mengeluh kepada siapa saya mengadu mas, waktu berseru kepada wartawan, setelah mengkonfermasi para ibu wali murid tim Metropol bergegas door To door mencari kebenarannya dan apa yang dicari membuahkan hasil yang akurat apa yang ditemukan berupa kwitansi yang berisikan tulisan nominal sejumlah uang dan apa yang di adukan ke wartawan, memang benar apa adanya.

Dengan permasalahan penarikan uang ini memang sangat keterlaluan untuk Kepala Sekolah Sulasmi dengan titel Spd. MPd akan di adukan ke Diknas Jember dan BKD Pemkab Jember supaya apa yang dilakukan mendapatkan sangsi dari Diknas dan banyak sekali kegiatan yang di tarik iuran oleh Kepala Sekolah yaitu, pagar halaman dan paving itu semua dari seluruh murid Bangsalsari 04 dan apa yang diceritakan ibu wali murid mengenai ancaman tersebut akan di laporkan ke Polres Jember guna dimintai pertaggungjawaban. Karena membikin resah semua ibu wali murid juga mengakibatkan banyak yang terancam putus sekolah.

“Jadi apa Negara ini kalau Kepala Sekolah kayak gini mas,” kata salah seorang ibu wali murid, “kalau bisa pecat aja biar tidak bertingkah seenaknya mas,” ujar ibu wali murid lainnya.  (Red Metropol)